Sistem Transportasi Cerdas di Negara Jepang – Jepang, dengan kepadatan penduduk hampir 12 kali lebih besar dari Amerika Serikat, memiliki minat yang kuat dalam mengembangkan sistem transportasi cerdas (ITS) untuk mengatasi kemacetan lalu lintas dan masalah transportasi lainnya. Memang, program Sistem Kontrol Lalu Lintas Mobil Komprehensif Jepang (CACS) dari tahun 1973 hingga 1979 merupakan upaya kemitraan publik-swasta pertama di Jepang — mungkin di dunia — untuk menguji sistem panduan rute interaktif dengan unit tampilan di dalam kendaraan di daerah perkotaan.
Namun baru-baru ini, pejabat Jepang mulai melihat ITS dari perspektif yang jauh lebih besar. ITS merupakan elemen penting dalam menciptakan masyarakat informasi dan telekomunikasi global yang maju. Masyarakat maju ini akan mewujudkan generasi, sirkulasi, dan berbagi informasi dan pengetahuan secara bebas yang merupakan produk dari semua aktivitas kreatif intelektual manusia, sehingga mengarah pada sistem sosial ekonomi baru yang dapat menempa keseimbangan antara kehidupan/budaya, industri/bisnis, dan alam/lingkungan. www.creeksidelandsinn.com

Hasilnya, diharapkan akan terjadi perluasan batas ekonomi, pembangunan lahan nasional yang seimbang, dan terciptanya standar hidup bagi masyarakat sehingga mereka dapat mewujudkan gaya hidup yang benar-benar nyaman dan makmur. Untuk memahami konteksnya, mari kita tinjau sekilas sejarah ITS sebelum melihat pendekatan Jepang terhadap ITS dan status upaya pembangunan di Jepang.
Sejarah ITS
Saya melihat tiga tahap dalam sejarah ITS hingga saat ini.
Tahap 1 adalah awal penelitian ITS pada tahun 1960-an dan 1970-an. Penelitian awal ini dicirikan oleh CACS Jepang, Sistem Panduan Rute Elektronik (ERGS) di Amerika Serikat, dan sistem serupa di Jerman. Semua sistem ini memiliki penekanan yang sama pada panduan rute dan didasarkan pada sistem pemrosesan pusat dengan komputer pusat dan sistem komunikasi yang besar. Karena keterbatasan, sistem ini tidak pernah menghasilkan aplikasi praktis.
Periode berikutnya dari tahun 1980 hingga sekitar tahun 1995 dapat disebut tahap 2. Kondisi untuk pengembangan ITS telah membaik pada tahun 1980-an. Reformasi teknologi, seperti munculnya memori massal, membuat pemrosesan menjadi lebih murah. Upaya penelitian dan pengembangan baru yang diarahkan pada penggunaan praktis mulai dilakukan. Di Jepang, pengerjaan proyek Road/Automobile Communication System (RACS), yang menjadi dasar bagi sistem navigasi mobil kita saat ini, dimulai pada tahun 1984.
Dua proyek sedang berlangsung di Eropa pada saat yang sama: Program for a European Traffic System with Higher Efficiency and Unprecedented Safety (PROMETHEUS), yang sebagian besar didirikan oleh produsen mobil, dan Dedicated Road Infrastructure for Vehicle Safety in Europe (DRIVE), yang didirikan oleh Komunitas Eropa. Proyek U.S. Intelligent Vehicle-Highway Systems (IVHS) juga mengalami kemajuan.

Mengkonsolidasikan Berbagai Perspektif
Filosofi ITS yang saling bersaing telah menjadi beragam pada tahap ketiga ini, dan sebagai hasilnya, pembahasan saat ini mungkin tampak agak membingungkan. Oleh karena itu, mungkin perlu sedikit menyesuaikan pendekatan kita. Saya yakin kita memiliki dua area untuk didiskusikan. Yang pertama adalah konsep bahwa ITS merupakan revolusi transportasi. Yang kedua adalah isu yang lebih penting tentang potensi ITS untuk menjadi model terdepan bagi aplikasi teknologi informasi secara umum. Saya menyebut area pertama sebagai “ITS kecil” dan yang kedua, “ITS besar.”
Saya rasa saya tidak perlu menjelaskan “ITS kecil.” Sudah ada cukup banyak diskusi mengenai layanan pengguna dan kemanjurannya di bidang transportasi. Poin yang lebih penting, yang saya sebut “ITS besar,” adalah peran vital yang dapat dan harus dimainkan oleh ITS sebagai elemen integral dari sistem teknologi informasi yang lebih besar yang sedang dikembangkan.
Pendekatan terhadap ITS di Jepang
ITS sebagai Bagian dari Masyarakat Informasi dan Telekomunikasi Global yang Canggih
Pada bulan Agustus 1994, Jepang mendirikan Markas Besar Promosi Masyarakat Informasi dan Telekomunikasi Canggih, yang dipimpin oleh perdana menteri negara tersebut, dan pemerintah Jepang pada bulan Februari 1995 merilis “Pedoman Dasar tentang Promosi Masyarakat Informasi dan Telekomunikasi Canggih.” Pedoman ini menetapkan tujuan untuk segera mengembangkan infrastruktur informasi dan telekomunikasi berkinerja tinggi guna mempercepat dan memajukan pengembangan masyarakat tempat informasi dan pengetahuan dihasilkan, disebarkan, dan dibagikan secara bebas. Berdasarkan pedoman ini, enam bidang ditempatkan di bawah kepemimpinan pemerintah pusat. ITS adalah salah satu dari enam bidang ini.